Jumat, 27 November 2009

Keindahan Puisi Alam Pedesaan Sarat Makna Kehidupan

Suasana alam pedesaan selalu menawarkan ketenangan dan juga kesegaran hati, udara yang masih higienis serta suasana desa yang tenang dan tenang menciptakan diri semakin terbawa dalam lamunan keindahan alam desa yang begitu indah mempesona.

 Suasana alam pedesaan selalu menawarkan ketenangan dan juga kesegaran hati Keindahan Puisi Alam Pedesaan Sarat Makna Kehidupan


Sobat Poemers kali ini puisi alam yang dibentuk mengambil sudut pandang puisi alam pedesaan sebagai ungkapan verbal atas keindahan alam desa yang ada disekitar kita. Langsung aja yuk kita lihat koleksi puisinya dibawah ini.



Puisi Alam Pedesaan Penuh Makna


Puisi Alam Pedesaan: Alam pedesaan dan Keramahannya

Kerlip lampu berderet rapi di kaki gunung
Kala Petang mulai merambat malam
Bak kilatan embel-embel dari kejauhan
Gemerlap kuning keemasan

Suara serangga  malam mulai mengerik
Menambah semarak bunyi alam pedesaan
Kulayangkan rindu akan suasana ini
Hingga ingin beranjak tuk menikmatinya lagi

Suasana desa nang tenang
Selalu jadi idaman bagi jiwa yang jenuh
Dengan carut marut suasana perkotaan

Suasana minum teh dan kopi
Dengan camilan hasil kebun khas desa
Serta tradisi berbincang di pos ronda hingga pagi
Makara momen asik tersendiri
Saling bercerita dan berbagi
Menambah kedekatan silaturahmi

Begitulah nuansa desa yang jauh dari resah
Dengan pemandangannya yang indah
Orang yang ramah-tamah
Dan kedekatan antar warga tak pernah punah
Suasana itulah yang selalu menciptakan rindu
Rindu tuk melepas sejenak lelah

*Puisi Alam Pedesaan diatas mengambil sudut pandang suasana dan juga dinamika sederhana yang terjadi kala berkunjung memasuki alam pedesaan yang masih murni alami. Suasana tenang dan senang begitu terasa walau jauh dari kota…


Puisi Alam Pedesaan: Desaku, Tempatku Berasal

Di sini saya dilahirkan
Di antara pohon pinus
Di antara pegunungan nan menjulang
Di antara sawah, lembah dan danau
Di desa inilah saya pernah berada
Diantara saudara dan handai tolan

Sebuah gubug di tengah sawah menjadi saksi
Bahwa saya pernah ke sini
Menyantap sebungkus daun berisi nasi
Dilengkapi lauk hasil masakan bibi
Sambil kuhirup dalam-dalam
Udaranya yang sejuk
Membawa aroma hutan nan menyegarkan

Akan selalu kukenang
Akan selalu kurindukan
Dan tak  bosan tuk kembali pulang
Karena di sinilah kawasan yang paling nyaman
Tempat yang paling membawa kedamaian

*Puisi alam pedesaan kedua diatas merupakan verbal seorang teman yang terlahir dan tumbuh dalam suasana alam pedesaan, banyak hal dan juga pengalaman yang ia berikan sebagian kecilnya beliau ungkapkan dalam bentuk kata-kata puisi diatas…


Puisi Alam Pedesaan: Simfoni Pagi di desa

Hijaunya rerumputan
Membawa butiran lembap embun
Yang melembabkan segala kekeringan

Hembusan anginnya yang semilir dingin
Mendera kabut yang masih enggan beranjak
Tuk menyelimuti desa pagi ini

Secangkir kopi susu dan ketela bakar khas desa
Mewarnai suguhan pagi di meja kayu milik ibu
Suasana inilah yang selalu merasuk ke hatiku
Yang suatu ketika niscaya akan dirindu

Kidung tradisional ala desa
Terngiang dari sudut ruang
Dari radio usang Kakek
Yang hingga sekarang masih terjaga

Gemericik air dari kolam ikan depan rumah
Kian menambah syahdu alunan alam desa
Di pagi nan penuh keindahan ini

Bagai alunan simfoni alam di pagi hari
Yang menyentuh seluruh rasa dan hatiku
Hingga tak ingin beranjak dan berlalu pergi

*Puisi Alam Pedesaan ketiga merupakan verbal yang dirasakan dikala berwisata mengunjungi pedesaan yang ada di nusantara, suara-suara alam disekitar lingkungan pedesaan merupakan bunyi alami yang begitu berkesan hingga selalu lekat dalam ingatan kala itu…


Puisi Alam Pedesaan: Bak Negeri Dongeng

Suara kokok ayam jantan
Membuatku tergugah dari lelapku
Kubuka tirai jendela
Sebuah keindahan terpampang nyata

Dari ketinggian ini kubisa menyaksikan
Begitu indah bentangn alam desa
Yang ketika ini ada di hadapan mata

Dari sini kulihat lembah nan indah
Dengan aneka bunga warna warni
di sepanjang kakan kiri jalan setapak

Pemukiman penduduk yang berjajar di kaki lembah
Terlihat ibarat mainan rumah-rumahan barbie
Yang biasa kupajang di rumah

Mentari masih malu-malu di balik awan
Sementara burung  tak tahan tuk tinggal di sarangnya
Di sela-sela awan mereka berlomba terbang
Tuk dapatkan kuliner favoritnya hari ini
Entahlah, mungkin cacing atau belalang

Sungguh indah lukisan alam ini
Bak diri ini terdampar di negeri dongeng
Yang suasana alamnya indah tiada tara

*Puisi Alam pedesaan diatas menggambarkan sedikit suasana serta pemandangan alam yang benar-benar unik dan indah tidak pernah dijumpai di kota-kota besar, ibarat berada di alam lain negeri dongeng dengan begitu banyak penghijauan dan juga suasana alam begitu terasa merasuk kalbu…


Puisi Alam Pedesaan: Telaga di Tepi Desa

Kudayung sejadi-jadinya bahtera mungil ini
Dengan impian tuk berlomba dengan ayah dan bunda
Agar tak tertinggal menikmati indahnya telaga
Yang biasanya kukunjungi bersama keluarga
Pada setiap selesai pekan

Akhirnya sampailah di sebuah pemberhentian
Rimbun pepohonan di kanan kiri telaga
Memberikan kesan teduh nan segar

Airnya yang begitu tenang
Menajdikan pelemas otot dan saraf
Rerumputan nan segar dan tebal
Mengajakku tuk merebahkan diri
Dengan nyaman dan penuh kedamaian

Telaga di tepi desa ini
Sudah jadi kawasan favorit kami
Tempat yang jauh dari kata ramai
Sangatlah nyaman tuk menenangkan diri

Puisi Alam Pedesaan terakhir diatas merupakan verbal kala menikmati sebuah telaga di tepi desa, suasana telaga yang begitu sunyi dengan bunyi simfoni alam disekitar menawarkan ketenangan tersendiri dan juga menyegarkan pikiran dan juga hati.

-----------------------------------------------------------


Demikianlah beberapa puisi alam pedesaan hasil dari pengalaman beberapa tim penulis yang sanggup diungkapkan dalam balutan kata-kata puisi alam pedesaan diatas. Semoga sanggup menawarkan ide dan juga rujukan dalam kehidupan kita ya, dan jangan lupa untu subscribe berlangganan artikel terbaru yang tidak kalah serunya lagi…

Puisi Seru Lainnya: Puisi Sajak Pagi Hari Penuh Arti

Tidak ada komentar:

Posting Komentar