Puisi Cinta Islami Curahan Hati
Ijinkan Aku menyayangi dengan Halal
Langkah ini terpacu
Untuk bergegas dalam hidangan hikmah
Yang dituju hanya satu
Mengharapkan tenangnya diri dari rasa gelisah
Sudah usang diri memendam rasa
Dengan bunga desa di kampung ini
Namun hati serasa tak punya nyali
Karena apalah hamba yang ilmunya belum setingkat kyai
Kupacu jiwa dan raga
Untuk menjadi yang terbaik
Setidaknya layak untuknya
Gadis yang luar dan dalamnya cantik
Kucoba sucikan hati
Kupasrahkan pada Illahi Robi
Agar pintu kasih terbuka
Antara saya dan dia
Hamba ini papa dalam ilmu
Jauh dari kata sempurna
Yang saya sanggup hanya mengusahanmu
Hingga cinta ini tidak hanya sebatas fatamorgana
Kan kumantapkan langkah ini
Dengan segenap tekat kuat
Tuk mengikatnya dalam diri, hati, dan hidup ini
Dalam kesucian yang terikat erat
Yaitu kesepakatan nikah pernikahan
Karena lelaki sejati bukanlah yang mengumbar janji
Namun dialah yang berani menghalalkan cintanya dalam ikatan pernikahan yang suci
---------------------------------
Hakikinya Cinta
Bila hati sudah memutuskan
Tiada yang sanggup menyangkal
Bila Jiwa sudah memantapkan pilihan
Tiada suatu apa yang sanggup jadi penghalang
Karena diri ini bukanlah menyayangi lewat mata
Namun keelokan hati dan budinya
Biarlah orang berkata apa
Tentang keburukan nasibnya
Diri ini sudah bersiap untuk menjalani bersama
Seperti gula dengan manisnya
Atau garam dengan asinnya
Begitulah, terasa lekat dan erat pertaliannya
Karena kita tidak menyayangi dengan pandangan mata
Cinta ini hadir karena dari jiwa
Cinta alasannya yakni pandangan mata, ibarat kayu bakar dan api
Memercikkan bara yang penuh gelora
Namun akan cepat habis, hangus, dan menyisakan abu
Lain halnya dengan cinta alasannya yakni keidahan hati dan jiwa
Seperti air yang sejuk, dimanapun ia mengalir akan ada flora tumbuh di sana
Begitupun cinta alasannya yakni keindahan jiwa, dimanapun berada, akan terasa dekat
Lekat, dan selalu bersemi
Tak lekang oleh jalannya sang waktu
Itulah, hakikinya cinta.
-------------------------------------
Allah, Penyembuh Laraku
Hati ini geram
Jiwa ini suram
Ingin kulempar semua benda di seluruh sudut ruang
Agar mereka rasakan hariku yang suram
Tak bisakah satu kali saja dari jutaan perempuan di dunia ini menyambut rasa cinta ini ?
Adakah monster jelek rupa di wajah ini ?
Badan ini ambruk, serasa remuk, seakan ribuan godam menimpa dada
Ada luka lebar menganga yang tak berdarah di ulu ati ini
Adakah obatnya ?
Adakah peredanya ?
Yaa Rob, hamba butuh, butuh, butuh kontribusi dari-Mu
Kueja perlahan firman-Mu
Kunikmati setiap nadanya, huruf, lafadz, dan maknanya.
Ada kesegaran menyeruak di sisi hatiku yang perih dan penuh bara kecewa
Sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan
Goresan luka yang parah perlahan mereda
Hitamnya mendung dalam jiwa perlahan sirna
Pandangan ini meluas
Pintu sadar melebar
Satu yang terpatri di hati
Boleh jadi diri ini menyukai sesuatu padahal ia amat jelek bagi diri
Atau boleh jadi diri membenci sesuatu padahal ia amat baik untuk diri ini
Allah Maha mengetahui apa yang tidak diketahui manusia
Kusandarkan hati, dan perasaanku Kepada Rob-ku
Alangkah bodohnya diri ini kalau larut dalam musibah kasih yang membawa pada kegelapan
Kusucikan seluruh raga dengan wudhu
Dan kuhadapkan seluruh hidup dan matiku hanya kepada Rob-ku
Karena hanya Allah-lah daerah mengadu dan penawar lara dalam hati
-----------------------------------
Saat di persimpangan Jalan
Di sini saya berdiri
Di antara dua cabang jalan
Yang menghantarkan ke daerah yang katanya indah, Jannah
Ada dua sosok pula yang sudah siap menghantarkan ke sana
Sosok di kiriku begitu rupawan
Senyum indah, tunggangan megah, masa depan cerah, namun ..
Ya, ada satu yang disayangkan masih awam dalam baktinya kepada Allah
Yang kutahu, ia akan mengantarku ke daerah manapun yang kuinginkan dan mengabulkan seruan apapun yang saya dambakan
Sosok di kananku begitu bersahaja
Parasnya sejuk, tunggangannya sederhana,
serba bersahaja, lembut, dan sopan
Yang kutahu
ia selalu mengajakku melantunkan ayat suci
Ya Allah, sekarang datang saatnya menetapkan kemantapan dan pilihan hati
Kanan atau kiri jalan yang harus ditempuh
dan dengan siapa hamba akan menjalaninya
Tertunduk dalam doa
dan menenggelamkan diri dalam heningku
Kemudian kemantapan itu timbul, hati ini tergugah
Untuk menentukan yang menjadi imam
di dalam sujud dan baktiku kepada Allah
Ya Allah, Ya Rob
Sungguh..
Engkaulah sebenar-benarnya petunjuk bagi hidupku
---------------------------------
Tidak ada komentar:
Posting Komentar