Alam berbagai mengajarkan wacana kehidupan, dengan kembali pada alam kita sanggup merenungi keberadaan kita dan menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Menyatu dengan alam menawarkan wangsit dalam kehidupan, salah satu yang dihasilkannya yaitu coretan kata-kata puisi wacana alam dan lingkungan, pribadi aja yuk kita lihat puisi alam dan lingkungannya dibawah ini
Puisi Tentang Alam Penuh Makna
Cantiknya Pantaiku
Semilir angin bahari nan segar
Membawa kelegaan di sela rongga dada
Deburan ombaknya yang teratur
Seperti irama alam yang bertutur
Tentang kidung para pujangga yang ngelantur
Seandainya semua cinta
Seagung ini
Senyata ini
Pastiya tak ada
Yang hatinya patah
Karena kepalsuannya
Kemilau air jernihnya kebiruan
Menyimpan misteri tak terpecahkan
Mata serasa ingin terjaga
Larut dalam indahnya lukisan warna alam
Pasir putih di sisi pesisirnya
Terpampang indah dan bersih
Seperti alam perawan
Yang belum pernah terjamah
Guratan alam ini
Jelas terpampang
Meghembuskan aroma agung
Bagi penciptanya
Tuhan Yang Maha Esa
Kubaringkan tubuhku
Tuk meresapi damainya
Kupejamkan mataku
Agar makin dalam kumenyatu
Dengan energi positifnya
Semoga tetap seindah ini
Tetap lestari
Dalam keelokan yang abadi
-----------------------------------
Surga Tersembunyi, Air Terjun Alami
Derap langkah ringan
Mendaki sebuah tempat
Yang tak dipungkiri lagi
Betapa itu terlihat rupawan
Hamparan hijau pepohonan
Meneduhkan indra netra ini
Sejuknya hawa dataran tinggi
Kian menambah rasa damai
Perlahan terdengar bunyi deru air
Yang memainkan nyanyian alamnya
Teratur dan perlahan
Sebagai obat lelah
Bagi yang berjalan menuju ke sana
Terbayar sudah keringat
Dan jauhnya langkah
Menuju ke sana
Saat melihat penderasan indah
Hasil pahatan alam
Yang begitu elok untuk dinanti
Serasa raga ini bebas
Lelah ini pecah
Berubah menjadi kelegaan
Kekaguman tiada tara
Dan didapati puncaknya relaksasi
Kuberanikan untuk menenggalamkan tubuh
Ke air sejuk nan jernih itu
Byur ! Segarnya
Seakan segala beban rutinitas harian lenyap
Pikiran gusar pudar
Sembilu yang meresahkan hati mati suri
Tenangnya, indahnya, nyamannya ...
Kulewatkan waktu sejenak di sana
Agar merasuk kedalam sukma segarnya
Sebagai bekal untukku nanti
Untuk menjalani rutinitas harianku kembali
---------------------------------------
Indahnya Lantunan Alam
Langit terpampang biru
Suara-suara alam
Dari erangan serangga khas hutan
Bersahutan tanpa henti
Di tiap sudut ladang
Hamparan hijau sawah-sawah
Tersusun berundak dan rapi
Memanjakan mata
Bagi siapapun yang memandangi
Kuhirup lekat udaranya
Sejuk menghujam kalbu
Mampu mengisi relung-relungnya
Yang haus akan seruan natural alam
Rintik hujan menggelitik
Mengisi ruang hampa di bilik rinduku
Serasa melayang ke masa lalu
Saat nenek masih mendendangkan lagu
Pada panen raya di desa kita
Secangkir kopi manis dan hangatnya ketela rebus
Menambah nikmatnya suasana
Kuteguk perlahan sambil meneranwangkan pandang
Pada pelangi yang melintasi cakrawala
Kutertegun dari gubug sawah
Tempatku bernaung
Kala para pekerja mulai menanam benih
Serasa mengobati luka dada yang terasa perih
Yang baru-baru ini ditinggal kekasih
Suara alam ini
Sungguh obat nestapa
Yang membuatku ingin terpaku selamanya
Di sana, di kedamaian hakiki
Yang benar-benar alami
Tanpa campur tangan para petinggi
Di sinilah kurasakan kebebasan
Dari segala penat dan lara
Kicau burung dan warnanya yang beraneka
Membangkitkan riang
Dan menebarkan tawa
Gemercik pemikiran sungai
Dan riuhnya ikan yang menari di kolam
Mengajakku tuk menari
Dan mengikuti irama gemericiknya
Tak perlu harta berlebih tuk nikmati damainya
Hanya rasa suka cita yang ada
Segalanya begitu sederhana
Namun terpatri teramat dalam
Senyum megah sang surya
Menyirnakan kabut di kaki gunung
Sementara dari jauh
Kulihat berpuluh pendaki
Merayap mulai menaklukkan sang giri
Yang dari jauh menampakkan diri
Terjalnya jalan tak jadi penghalangnya
Karena ini seruan alam
Tuk nikmati setiap jengkal medan sulit
Dan menjadi sebuah kepuasan hakiki
Bagi siapapun yang sanggup melewati
----------------------------
Puisi Tentang Lingkungan Penuh Makna
Kepul Polusi Industri
Deru mesin industri
Memekakkan telinga
Suara raungannya seakan lelah
Karena didera tanpa henti
Mata mata terjaga para pekerja
Menahan beratnya kantuk
Agar tetap besar lengan berkuasa bertahan
Dikarenakan teringat segala piutang
Dan menipisnya susu sang anak
Sudut kotapun tak kalah riuh
Banyak lampu berkedip
Dan bersinar nanar
Menjadi saksi kehidupan manusia
Yang tanpa lelah di malam itu
Namun selalu ada kesan perumpamaan
Tentang sisa pesta semalam
Adalah sampah bertebaran
Limbah industri mengairi
Debu bercampur asap pengendara
Menebar emisi dan racunnya
Di tiap ruang kota
Sungai-sungai keruh
Melewati tiap pemikiran kota dan dusun
Ada kengerian menyeruak di kalbu
Saat anak kecil membenamkan diri dalam mandi
Para ibu membasuh wadah dapur
Dan kain sandangnya di sana
Hati serasa miris
Sedikit teriris
Tak terfikir dalam otak
Akankah sehat
Akankah mereka baik baik saja
Siapa yang patut dipersalahkan
Siapa yang perlu menanggung dosanya
Bila ada miskin papa
Yang tergeletak karenanya
Seruan mengurangi emisi
Tak kunjung bisa terbukti
Hanya sebatas seruan negosiasi
Yang tak kunjung realisasi
Wajah lusuh pucat
Tiap sudut penghuni bawah jembatan
Hanya menggerakkan lara
Yang hanya terbersit di dada
-------------------------------------
Perubahan Alam
Satu dua tiga
Pohonan rindang
Terkapar lantaran ditebas
Entah akan jadi lahan apa ini nantinya
Hijaunya yang dulu memajakan mata
Kini jadi gundul tak ada rupa eloknya
Semua sekarang berubah
Banyak kawasan diserbu air bah
Tak sedikit rumah terendam
Gempa mengguncang beberapa area
Manyisakan miris dan pilu bagi kita
Entah apa yang terjadi dengan alam
Yang kukenal bagus kini
Makin karam dalam kelamnya bencana
Panasnya kota kian merambah parah
Suara alam nan menawan tuk didengar
Tak lagu terasa nuansanya
Hanya raungan bergairah para mesin
Yang menderu mempercepat laju
Akankah bumi kita begini
Akankah akan terrus begini
Terhampar tak terawat
Kerusakan perlahan yang makin hebat
Manusia kian serakah
Hanya pandai memakai
Tak bisa memberi cara dan langkah
Agar segala tetap lestari
Tuhan telah melengkapi butuhnya
Dengan segala sumber alam yang kaya raya
Apalah jika hanya bisa mengolahnya saja
Bila tak bisa menjaga keseimbangannya
Pohon yang ditebang lantaran industri
Tak bisa tumbuh dengan sendiri
Marilah menumbuhkan kemabali
Dengan cara reboisasi
Lihatlah sungai-sungai yang kian terkikis
Karena pertambangan mineral tak henti
Hentikan segala erosi
Dengan pengelolaan yang bijak
Rawatlah bumi ini,
Bila bukan kita, siapa lagi
-----------------------------
Permata Biru Entah Kemana
Tandusnya tanah
Keringnya sumber air
Menjalar di tiap dusun dan kota
Teriakan krisis air merajalela
Di masa kemarau panjang
Tiada titik tuk bisa menlepas dahaga
Tiada naungan tuk membasuh tubuh
Dengan Layaknya
Kemana sumber air melimpah
Yang dulu sering digadang
Para pendahulu kita
Airnya yang manis segar
Menjadi andalan bumi pijakannya
Kini hanya kerontang yang ada
Dan mata nanar warga dalam dahaga dan lapar
Mengoyak jiwa yang peduli akan derita mereka
Semua niscaya ada akar sebabnya
Karena tanah tandus
Kering, dan hujan tak turun
Dalam kurun waktu tak sebentar
Angin kering menghembus ke persada raya
Melantunkan lagu kecewa pada tiap manusia
Sungai itu dulu berlimpah air dan ikan
Hutan ini masih hijau
Dan penuh buah-buahan ranum
Namun kini, sungai kian kian dangkal
Hutan kian tak berpohon
Jangankan buah
Satu rumputpun
Enggan tak bisa bertahan
Inikah yang akan terjadi
Inikah yang jadi impian diri
Sebelum semuanya berlarut
Sebelum bumi ini benar-benar binasa
Karena ulah yang serampangan
Sentuhlah kembali dengan cinta
Kembalikan eloknya dengan merawatnya
Hijaukan, semikan, segarkan
Kembalikan alamku yang rupawan
Dengan pundak membahu melestarikan
Tidak hanya aku, tapi ajaklah dia, mereka, semua
------------------------------------
Itulah tadi beberapa kumpulan puisi alam dan lingkungan yang sarat akan makna dan pesan terhadap lingkungan dengan keadaan alam ketika ini didunia kita. Semoga bisa menawarkan wangsit serta rujukan biar lebih menghargai alam ciptaan Tuhan, jangan lupa ya untuk subscribe email kalian untuk berlangganan artikel puisi seru lainnya...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar